Thursday, December 13, 2007

Malingsia: Very Patriotic Indonesian

by Tika

I am a very patriotic Indonesian. When I was little, I practiced marching up and down those steps leading to flagpole minutes after August 17th flag raising ceremonies ended at our little Indonesian Embassy, as all the 'adults' came inside to feast on the day's prepared meals. I joined the PASKIBRA team during highschool when I was actually physically in Indonesia, having to endure many tortures prior to being initated into the group. I memorized all that history about why/how/who of our red and white flag, those UUD '45 pasal-s, all those natioanlistic songs. I knew how to march using the bamboo while only being let to eat a bite of 'singkong' all day long and constant fear of being dipped in mud or sewage water. I relinquished trips to malls during weekends just to get that march down. I knew how to march in straight line and turn in an actual group, with my eyes closed! Yep, I knew how to march.

So I am very patriotic, perhaps because I grew up in very secluded part of Indonesia where they only speak of good things about being Indonesian, a.k.a. the Indonesian diplomatic corps -- I didn't really have anything bad to say about being Indonesian. Even now, whenever I pick up three year old in New York City pre-school, I listen to this very patriotic Indonesian song, when no one else around me probably don't even know we as a people exist. So I dare anyone else who can be more patriotic than I am. I love Indonesia.

But I must say that I am very disappointed in Indonesians nowadays. We keep on picking at the wrong fights that seem to getting us nowhere. We just like to walk on the same spot I think. For instance, why do we pick on what Malaysians should and should not put as part of their tourism propaganda? Is this all what Indonesia is all about? I confess that there are more stuff I can grieve about, but let's just stick to this as one of the most popular thing going on right now.

I remember the time when I would introduce myself as Indonesian and people think that it is some remote area in Bali. I don't blame them. Back then, as the Indonesian diplomatic corps, we are made to tell people about the nice food we have to eat there, those traditional dances, those costumes that we don't really wear anymore except during marriages and such, but we say this is our Indonesia. Oh but some of the food we do eat in real life. But after the Tsunami, we are really popular as being a tragedy ridden nation filled with poor defenseless people, perhaps a smiling terrorist or two. So now we like to get back to being thought of as that remote part of Bali, or at least a Bali-like place, as it is after all a 'better image' of Indonesia?

Our Indonesia is much more than this to me. Much more that those dances I never learned to do, those elaborate costumes I never get to wear, those flavorful dishes. It is about a people who fought to become a free and proud country -- with their blood.

So I don't worry so much about what Malyasian's put in their tourism propaganda since I know Indonesia is much more than these superficial assets we call 'ours'. It is something that can never be taken away by anyone, no matter how many rendang's end up on a Malaysian Restaurant menu. It is what our forefather's have fought for us, the pride and the freedoms they gave us through their sacrifice. Something very much worth the fight. It is up to us to continue this struggle.

My father was Consulate General of Kota Kinabalu when the great TKI tragedy was developing in Malaysia. I remember I was able to go and have peaceful day and get my passport renewed in the Embassy there, while tons of Indonesians, men women children came pouring in looking for shelter, not much peaceful on their front. There are plenty of horror stories to go around. My dad got angry one time an 'Indonesian embasy staff' refused help to a man who was obviously hurt and beaten, as there was no room to take him in at the embassy. My father straightenedd that 'staff' out. So yes, there are plenty problems that we must try to sift through when it comes to our 'relations' with our closest neighbour. But we must be wise enough to pick fights that are worth our while.

*** additional replies to this post here.
More opinions here and here.

3 comments:

indonSIAL said...

Indonesial National Anthem

Indonesial tanah Cairku
Tanah tumpah muntahku
Disanalah aku merangkak hina
Jadi kubur

Indonesial negara miskin ku
Bangsa Busuk dan Tanah Miskinku
Marilah kita semua tidur
Indonesial negara miskinku

Mati lah tanahku
Modar lah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Miskin lah jiwanya
Tidurlah badannya
Untuk Indonesial Miskin

Indonesial Miskin
Mampous Modar
Datang kerja Malaysia
Tapi TKI Jadi perampok
Rompak Malaysia bawa wang ke Indon

Indonesial Pendatang Haram
Miskin lah Miskin lah
Datang Haram ke Malaysia
Tiada paspor
Bila kena tangkap dan hantar balik
Kata nya malaysia jahat

Indonesial Negara Perampok
Indonesial Menghantar perampok maling
pekerja TKI Indonesial
hantaq pi Malaysia

Indonesial Maling
Merampok lagu Malaysia
Mengatakan itu lagu mereka

Indonesial Tanah yang hina
Tanah gersang yang miskin
Di sanalah aku miskin Untuk slama-lamanya
Indonesial Tanah puaka
Puaka Hantu Kita semuanya
Negara luas hasil bumi banyak tapi miskin
Datang minta sedekah di Malaysia
Marilah kita mendoa Indonesial brengset

Gersang lah Tanahnya mundurlah jiwanya
Bangsanya Rakyatnya semuanya
Tidurlah hatinya Mimpilah budinya
Untuk Indonesial Miskin

Indonesial Tanah yang kotor Tanah kita yang Malang
Disanalah aku tidur selamanya bermimpi sampai mati
Indonesial! Tanah Malang Tanah yang aku sendiri benci
Marilah kita berjanji Indonesial miskin

Mati lah Rakyatnya Modar lah putranya
Negara Miskin Tentera Coma pakai Basikal
Miskinlah Negrinya Mundur lah Negara nya
Untuk Indonesial kurap

hack said...

INDON MALING

Siapa sebenar nya yang meniru dan mencuri Malaysia atau indonesial ? Indon mengaku semua nya adalah miliknya. Lagu rakyat, makanan,batik, pulau, laut, lautan, selat, tanah, bukit, gunung dan biawak komodo. Indon menuduh Malaysia mencuri, mencontek, maling dan sebagainya. Indonesia juga banyak menciplak hampir semua .....

Benderanya ditiru daripada bendera Poland. Lambang kerajaan pun ditiru dari poland. Sudah ada 2 yang indonesial tiru dari Poland. Hairan lah. Adakah ini kemungkinan atau memang mereka meniru. Memang indonesia dasar maling. Kalau Malaysia tiru bendera Amerika, sekurang-kurangnya Amerika menang perang dunia kedua. Poland kalah perang dunia kedua bong !!!... Apa yang hendak kamu banggakan dengan Poland. Malaysia beli kereta kebal (tank) dari Poland. Kah kahh kahhh !!!

Nama indonesiaL ditiru daripada India dan russia. india + sia = indonesia. Kononnya mereka beranggapan Indonesia adalah negara kuasa besar setaraf dengan India dan Rusia dan ingin menandingi Amerika. Nama pun mahu di tiru. Tiada nama lainkah. Kamu yang selalu mencuri identiti Negara lain dan bukan Malaysia. Apakah kamu kekeringan idea? Dasar peniru, penciplak, pencontek dan maling. Dia yang maling, mengatakan bangsa lain yang maling. Kalau dah bodoh memang bodoh.

Matawang nya pula ditiru daripada matawang Rupee dari India menjadi rupee-ah atau rupiah indonesiaL. Adakah ini juga kebetulan. Sudahlah nama negara hampir sama (Ind, India=indonesiaL) dan sekarang nama mata wang pula sama (Rupee=Rupee-ah=rupiah). Malangnya matawang Rupiah Indonesia hanyalah menjadi gelak ketawa di Malaysia. Ini adalah kerana nilainya yang terlalu amat rendah. Nilai satu juta rupiah (wow banyak tu) bernilai antara Ringgit Malaysia RM300 hingga RM 400 sahaja. Kah Kahh Kahhh ...

Banyak lagi Indonesia mencuri idea dan budaya bangsa lain. Bangunan MONAS Indon juga ditiru daripada Washington Monument di Amerika.

Dasar maling memang bangsa maling. Semua mahu ditiru. Semua lagu inggeris dan melayu mahu di dangdut kan oleh orang indonesiaL. Saya pernah mendengar lagu Cindai Siti Nurhaliza versi dangdut nyanyian penyanyi populer indonesia maling ini. Malah banyak lagi lagu melayu dan inggeris. Tiru semua lagu di dunia ini lah dan kamu tidak perlu bersusah payah mencipta lagu. Dasar maling pemalas ...

http://indonesiasukarno.blogspot.com/

Daniel DPK said...

Saya pikir saatnya kita sama-sama berpikir jernih dan lebih mendalam dalam menyikapi konflik ini..jangan saling terbawa emosi dengan artikel dan komentar-komentar yang ada dalam berbagai media,forum,dan blog..satu hal yang pasti : ADA YANG DIUNTUNGKAN DARI PERTIKAIAN INDONESIA-MALAYSIA..jadi menjadi tanggung jawab kita bersama untuk lebih memahami kasus ini lebih jernih!!!

SEDIKIT OPINI YANG MUNGKIN BISA KITA RENUNGKAN SEJENAK DALAM MENYIKAPI KASUS INI..
Pihak Ketiga dalam Konflik Indonesia Malaysia