oleh Roby
Karena membaca ini saya jadi ingat sebuah cerita yang saya dengar dari seorang profesor ekonomi di kampus saya.
Departemen ekonomi dan sekolah bisnis di kampus saya termasuk kuat di negara ini dan dipenuhi profesor-profesor brilian. Kebanyakan pegawai di Amerika mengikuti program investasi untuk masa pensiun (misalnya 401k:wikipedia), termasuk profesor-profesor ini. Setiap orang harus membuat alokasi sendiri untuk programnya. Misalnya, berapa persen di investasikan di saham, berapa persen di obligasi, berapa persen di saham blue chip dll. Intinya program ini memang dibuat agar setiap individu bisa memiliki program investasi sesuai dengan preferensi masing-masing.
Kita bisa mengira bahwa para profesor ini akan melakukan pilihan alokasi yang canggih sesuai dengan ilmu yang mereka miliki. Perkiraan ini juga konsisten dengan teori tradisional ekonomi dimana orang akan memilih sesuai preferensi masing-masing.
Tapi yang terjadi, menurut cerita seorang profesor tersebut, biasanya para profesor ini pergi ke sekretaris di departemen dan menanyakan bagaimana kebanyakan orang membuat alokasi investasi. Lalu, biasanya, mereka meminta alokasi yang sama dengan yang dipilih kebanyakan orang.
Ternyata, ikut-ikutan orang bukan hanya monopoli orang berpendidikan rendah. Para pakar elit ini pun memilih untuk mengikuti orang untuk sebuah keputusan penting pribadi yaitu persiapan masa pensiun.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment