Friday, January 5, 2007

Dagang Dengan Musuh

oleh Roby

Selama tahun 2006, di negara X, penjualan mobil naik dua kali lipat, kredit rumah naik tiga kali lipat, dan utang kartu kredit naik dua kali lipat.

Terlihat negara X sepertinya sedang berada di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Selain itu, di ibu kota negara X, merek-merek terkenal Amerika bermunculan dengan cepat. Iklan-iklan dari Citigroup, Hewlett-Packard, Ford, General Motors mendominasi pemandangan di ibu kota, dan juga merek-merek tersebut memiliki pangsa pasar terbesar di bidangnya masing-masing. Restoran McDonald tersebar di seluruh pelosok negeri dan olah-raga favorit di negara X ini adalah baseball.

Jika melihat data, maka diketahui bahwa tidak kurang dari sepertiga total impor negara X berasal dari Amerika. Negara X adalah penghasil minyak dan Amerika adalah konsumen minyak terbesarnya; sedangkan negara X adalah supplier minyak terbesar ke empat untuk Amerika. Selama tahun 2006, total perdagangan negara X dan Amerika naik 36 persen.

Kelihatannya, negara X ini sekutu dekat Amerika. Siapakah negara X ini?

Negara X ini adalah Venezuela! Presiden Venezuela Hugo Chavez dikenal di seluruh dunia sebagai presiden yang sangat anti Amerika. Dia menyebut Presiden Bush sebagai setan di depan sidang umum PBB.

Presiden Chavez membangun reputasi internasionalnya sebagai pemimpin anti Amerika. Sementara itu, untuk reputasi dalam negeri, Chavez membangun ekonomi negerinya dengan ketergantungan yang sangat tinggi dengan Amerika.

Paradoks dimana negara yang saling bermusuhan secara retorika ideologis tapi memiliki hubungan ekonomi yang erat tidak hanya terjadi diantara Amerika dan Venezuela. Korea Selatan memiliki pengalaman yang kelam dengan Jepang dan sentimen anti Jepang selalu tinggi di Korea Selatan. Meskipun demikian, Jepang adalah partner dagang terbesar kedua untuk Korea Selatan. Malah Cina dan Taiwan yang saling bermusuhan – dimana ancaman serangan militer sudah menjadi hal yang tak asing – memiliki perdagangan yang totalnya bernilai 36 milyar dollar.

Perdagangan sepertinya bisa menjadi peredam konflik ideologis.

Sumber: James Surowiecki, Synergy with the devil, The New Yorker, Jan. 8, 2007.

No comments: